Selasa, 10 Juni 2008

Oey Hay Djoen Telah Pergi


Oey Hay Djoen, seorang intelektual yang dikenal sebagai penerjemah buku-buku kiri telah meninggal dunia Minggu, 18 Mei 2008, pukul 00:00 WIB di Rumah Sakit St.Carolous, Jakarta. Sebelum meningal dunia, Oey Hay Djoen menderita serangan jantung.
Kontribusinya terhadap dunia pustaka (buku) cukup besar. Kita bisa mendapat referensi buku-buku karya pemikir dunia berbahasa Indonesia berkat terjemahan Oey. Secara khusus Oey menerjemahkan buku-buku yang ditulis oleh pemikir kritis seperti Karl Marx, Frederick Engels, G.V. Plekhanov, N.G. Chernyschevsky dan Rosa Luxemburg.
Lebih dari 30 buku karya pemikir-pemikir sosialis dunia sudah ia terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Oey Hay Djoen lahir di Malang, 18 April 1929. Dia bergabung dengan Partai Komunis Indonesia dan sempat duduk di parlemen tahun 1950-an, mewakili partainya. Aktivitasnya di Lembaga Kebudayaan Rakyat atau Lekra juga menduduki posisi penting dalam jajaran pimpinan pusat. Saat terjadi tragedi pembantaian tahun 1965, dia dibuang ke Pulau Buru. Dia menyandang status tahanan politik nomor 001. Tahun 1979 dia bebas.
Partai Kebangkitan Bangsa pernah menganugerahkan Gusdur Award kepada Oey sebagai salah satu Tokoh Kebangsaan. Dia tak sendiri. Beberapa orang juga memperoleh penghargaan sama. Mereka antara lain, LB Moerdani (Mantan Menteri Pertahan dan Keamanan), Harry Tjan Silalahi (peneliti CSIS), Ken Sudarta (pencipta atribut PKB), Alfred Simanjuntak (pencipta lagu mars PKB) dan Jacob Oetama (pemimpin umum harian Kompas).
“Dia salah satu orang Indonesia yang punya kehendak luhur bagi kehidupan manusia,” ujar Samsir Mohamad, mantan anggota Konstituate dari Fraksi Proklamasi. Samsir juga pernah mendekam di Pulau Buru. Bagi Samsir, Oey adalah teman berdebat yang asik, kawan bertengkar yang menyenangkan.
“Kau kuingat selalu, Djoen,” kata Samsir menyebutnya dengan panggilan akrab.
Bilven, seorang pengelola penerbit buku Ultimus di Bandung memiliki kesan mendalam terhadap Oey saat pertama kali mengenalnya. Saat Ultimus berdiri tahun 2004, Oey Hay Djeon menelpon Bilven.
“Saya dengar dari seorang kawan di Eropa, Ultimus menjual buku-buku kiri dengan diskon besar. Ini ada buku-buku terbitan Hasta Mirta. Mau gak jual? “ ungkap Oey. Bilven mengisahkannya kembali.
Sejak saat itulah perkawanan antara mereka terjalin akrab.
“Dia orang yang sampai usia 79 tahun, masih bersemangat, gigih dan optimis akan hari depan, termasuk kepada generasi-generasi selanjutnya,” kata Bilven.
Bahkan hingga akhir hidupnya, dia masih menerjemahkan buku sekalipun produktivitasnya mulai menurun. Dari 30 lembar sehari, belakangan hanya 10 lembar saja setiap harinya.
Ultimus sudah menerbitkan 4 buku hasil terjemahannya, yaitu Hubungan Estetik Seni dengan Realitas karya Chernyshevsky, Seni dan Kehidupan Sosial karya G.V Plekhanov, Anarkisme dan Sosialisme karya G.V Plekhanov dan Tentang Kapital Marx karya Frederick Engels. Ada 4 buku lainnya yang sedang diterbitlkan.
Kontak terakhir Bilven dengan Oey Hay Djoen terjadi pada 15 Mei 2008. Ia menyampaikan soal rencananya berkunjung ke Bandung.
Ted Sprague, administrator Marxists Internet Archive seksi Bahasa Indonesia mengatakan, “Walaupun saya tidak pernah bertemu dan berbincang langsung dengan bung Oey, tetapi bung Oey telah sangat baik hati memberikan ijin kepada saya untuk memuat semua karya terjemahan dia ke Marxists Internet Archive seksi Bahasa Indonesia. Tidak peduli akan hak cipta dan kepemilikan terjemahan, tujuan bung Oey hanya satu: menyebarkan ide Marx seluas mungkin,” ujarnya dalam sebuah perbincangan melalui pesan singkat di internet.
“Sedih saya karena tidak sempat bertemu langsung dengannya dan mengucapkan terima kasih atas semua sumbangannya,” ungkapnya.
Selamat jalan om Oey.

Tidak ada komentar: